Senin, 08 Februari 2010

LAMBAIKAN TANGANMU, TUAN

Seperti janji saya minggu lalu, kali ini akan saya posting bagaimana kiat orang cerdas mengatasi kelaparan. Intinya adalah “the power of keluwen (kelaparan)”. Berhubung susah nyari image yg sesuai dng judul dan isi cerita seperti dan kebetulan nemu image yg menarik, maka judulnya saya ganti sperti judul di atas.
Seperti kebanyakan mahasiswa luar daerah yg hampir selalu menderita tiap akhir bulan, sudah beberapa hari terakhir ini Bondet hanya makan mie goreng atau mie rebus saja. Maklum lagi bokek. Didorong rasa lapar akan makanan enak dan bergizi, Bondet berjalan di deretan rumah makan (siapa tahu hanya dengan melihat makanan saja perut jadi kenyang). Tepat di depan sebuah rumah makan, Bondet berhenti.


Perhatiannya tertuju pada seorang pria setengah baya yang baru masuk rumah makan tersebut. Otak cerdas Bondet bekerja, dengan cepat dia menyusul pria tersebut masuk rumah makan dan mengambil tepat duduk di depan pria tersebut. Dengan tanpa ragu Bondet memesan makanan yang cepat saji. Sambil menunggu makanan datang, Bondet ngobrol dengan pria di depannya, entah sekedar basa-basi atau untuk mencair suasana. Begitu makanan yang dipesannya datang Bondet langsung melahapnya dengan cepat, sementara makanan pesanan pria yang duduk di depannya belum juga datang. Begitu selesai Bondet berkata kepada pria tersebut,
“ Maaf Tuan, kayaknya saya harus pergi lebih dulu. Tapi, sebelum saya pergi maukah Tuan menolong saya ?”
“ Apa itu, membayar makanan Anda ?” tanya pria tersebut.
“ Oo ... tentu tidak. Saya hanya minta Tuan membalas lambaian tangan saya ketika saya sudah selesai berurusan dengan kasir.”
“ Oo ... hanya itu. Baiklah saya akan lakukan itu.”
“ Terima kasih Tuan, senang ngobrol dengan Anda,” kata Bondet sambil berjalan ke arah kasir.
Di depan kasir Bondet berkata, “ Maaf Mbak, yang membayar makanan saya adalah pria itu.”
“ Pria yang mana, Mas ?” tanya kasir.
Kemudian Bondet melambaikan tangannya dan dibalas oleh pria tadi yang ternyata makanan pesanannya belum juga datang.
“ Nah, mbak lihat pria yang membalas lambaian tangan saya itu khan,” jawab Bondet sambil tersenyum kemudian berjalan meninggalkan kasir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar