Minggu, 24 Januari 2010

SILSILAH KELUARGA (HAMPIR) KACAU

Ini adalah kisah nyata yang saya baca di majalah wanita di tahun '80-an (lupa, Kartini atau Femina). Kisah ini menceritakan seorang ibu yang silsilah keluarganya hampir saja kacau. Sang ibu -sebut saja L- lahir dari KB alias keluarga besar seperti umumnya keluarga jaman dahulu. Sang ibu L adalah anak bungsu dari 12 bersaudara. Jika dihitung masing-masing anak selisih umurnya 2 thn, maka selisih umur si sulung dengan si bungsu adalah 24 thn. Bisa dibayangkan betapa ramainya keluarga ini.


Kisah ini bermula saat si ibu sedang hamil anak ke 12 yang akhirnya diberi nama L. Pada saat yang bersamaan anak pertama -perempuan bernama A- juga sedang hamil calon cucu pertama. Selang 3 bulan setelah sang ibu melahirkan L, si A juga melahirkan anak perempuan -sebut saja M. Jadi sang tante (L) hanya beda usia 3 bulan dengan (M). Karena masih sebaya, mereka sering main bersama, maklum rumah mereka berdekatan seperti
keluarga dahulu. Bagi yang tidak tahu sejarahnya pasti mengira mereka teman main biasa, padahal tante dan keponakan.
Waktu terus berlalu, L dan M selalu bersama, main bersama, sekolah juga bersama malahan mereka satu kelas ketika SD dan SMP. Untuk menjaga perasaan L, orang tua meminta kepada M untuk tidak memanggil L dengan sebutan "tante atau bulik" jika di sekolah atau tempat umum. Masih sekolah SD kok dipanggil "tante atau bulik". Kalau di rumah wajib manggil "tante atau bulik". 

Ketika mereka beranjak remaja mulailah terjadi hal-hal yang cukup menggelikan. Salah satunya, L melarang M punya pacar terlebih dulu. Masak tante kalah sama keponakan dalam hal pacaran. Akhirnya M memilih "backstreet" demi menjaga perasaan tantenya. Setelah L punya pacar barulah M berterus terang tentang pacarnya. Merasa kalah set, L kembali "mengancam" M untuk tidak menikah dulu sebelum L menikah. Untuk kali ini M menolak "ancaman" L. Karena merasa sudah siap, maka M menikah lebih dulu. Panas karena selalu disalip oleh keponakan sendiri, L juga menikah beberapa bulan kemudian. Rupanya L masih saja menebar ancaman kepada M, "kamu boleh nikah duluan, tapi kamu tidak boleh punya anak duluan ! Saya masih muda, saya tidak mau dipanggil "nenek" !" Beruntung, akhirnya L punya anak lebih dulu. Namun demikian kejadian yang hampir sama terulang lagi. Cicit pertama, -anak dari M, cucu dari A-, usianya hampir sama dengan cucu -entah cucu ke berapa- dari keturunan L.
Kisah ini mengilhami saya untuk punya 2 anak saja .... :-D (opo hubungane)


Jangan lewatkan psotingan yang akan datang : "silsilah keluarga yang lebih kacau ...!"  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar